RELENTLESS LOVE (BAB9: KONFLIK PREWEEDING)


By Iin Indrayani

9. KONFLIK PREWEEDING

Gejolak asmara yang menyelimuti diri Prass terhenti saat Ferly melepas ciuman dari bibirnya. Ferly mendorong tubuh pemuda itu hingga mundur beberapa langkah. Ferly menatap marah ke arahnya, bulir bulir airmata yang samar samar terlihat keluar dan menyatu dengan guyuran air hujan di wajah cantiknya. Kemudian dia berbalik dan langsung berlari secepat mungkin dari hadapan Prass. Sementara Prass tertegun dengan apa yang baru saja ia lakukan kepada Ferly.

        Ia terus menatap kepergian gadis itu hingga tak terlihat lagi oleh kedua matanya. Ada rasa bersalah dalam dirinya, selama ini, dia tak pernah memperlakukan seorang gadis seperti itu. Rasa cintanyalah yang begitu cerdik dalam memainkan perannya. Ferly adalah gadis pertama yang dicium olehnya. Dan itu terjadi begitu saja, dia teringat dulu Amanda-pun sempat mencuri kesempatan untuk menciumnya saat Amanda masuk ke kamarnya tanpa izin. Wajah tampan seorang Prassetya yang di puja puja oleh sahabatnya itu mampu mengalahkan rasa malunya sebagai seorang wanita. Tapi Prass lebih dulu bangun sebelum dirinya berhasil menciumnya. Prass marah atas kelancangan sahabatnya itu yang masuk tanpa izin ke kamar pribadinya. Bahkan parahnya lagi, Amanda tertangkap hampir mencium bibirnya. Tindakan itu membuat persahabatan mereka retak beberapa minggu. Namun setelahnya Amanda meminta maaf dan memohon untuk tidak menghukumnya seperti itu. Prass yang lemah lembut terhadap wanita saat itu kembali luluh dan melanjutkan persahabatan mereka seperti sebelumnya.

Ferly berhenti di sebuah koridor dan bersembunyi di balik dinding. Seluruh tubuhnya basah kuyup dan airmatanya masih terus manganak sungai di kedua pipinya. Pelan pelan ia menengok Prass yang masih mematung di taman itu. Ia mengingat ucapan Prass yang mengajaknya untuk menikah.

“Tidak, aku tidak mungkin berada di antara mereka. Kehadiranku akan semakin memecah persaudaraan mereka saat ini. Dan Dyno, aku tidak sekejam itu kepadanya. Walau dia sudah mengkhianatiku tapi aku tidak akan membalasnya. Tapi …
Tapi aku juga tidak bisa mengecewakan orang yang sudah begitu baik kepada keluargaku. Aku dan Digta tidak bisa melalui cobaan ini dengan mudah tanpa bantuan dari Kak Prass. Dan Ibu… Ibu tidak mungkin tersadar dari komanya secepat ini tanpa perawatan intensif yang Kak Prass sediakan untuk beliau. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan.. .” Lirih Ferly dengan tubuh yang mulai menggigil. Kemudian Ia memutuskan untuk kembali ke kamar dimana Ibunya dirawat.

Prass mengusap wajahnya yang juga basah kuyup. Dilepasnya jaket berwarna coklat yang ia kenakan. Ia mengibas jaket itu berkali kali. Hujan mulai mereda. Seketika dia teringat Ferly yang juga basah kuyup tadi. Ia langsung berlari menyusul gadis itu dari kejauhan. Sementara Ferly berdiri cukup lama di depan kamar ibunya. Matanya menatap kosong. Jiwanya entah berlayar kemana. Ia terus mengingat kata perkata yang Prass ucapkan di taman itu barusan.

“Kak Prass pasti salah bicara. Mungkin dia hanya kasihan kepadaku. Tidak mungkin orang sehebat dia bisa jatuh cinta kepada gadis biasa sepertiku. “

Ia menutup kedua matanya menampakkan kegundahan didalam hatinya.

“Aku tidak salah bicara Ferly. Aku benar benar ingin menikahimu sesiap yang kau mau. Aku sudah merasakan kenyamanan yang luar biasa sejak pertama aku melihatmu dirumah papahku. Dan aku kagum dengan kepribadianmu selama ini. Aku mencintaimu Ferly dan ini tulus dari dalam hatiku .” Jawab Prass yang tiba tiba saja berdiri di belakangnya.

         Ferly berbalik kearahnya dan Prass langsung menggenggam kedua tangannya. Tanpa menunggu balasan dari gadis itu Prass kembali mengatakan sesuatu padanya.

“Malam ini , di depan kama Ibumu yang sedang berjuang melawan mautnya, dan di hadapan dirimu yang selama beberapa minggu ini selalu mengisi ruang hatiku, aku ingin bertanya kepadamu Ferlyta .. apa kau mau menikah denganku .. apa kau mau menjadi istri dari Prassetya?”

        Ferly masih mengunci mulutnya. Tak sepatah katapun Ia ucapkan melainkan hanya menatap seseorang di depannya. Prass menganggukkan kepala dan mengernyitkan keningnya seakan memberi isyarat tentang jawaban dari Ferly yang ia tunggu tunggu. Ferly tersadar dan memalingkan wajahnya. Ia menjadi salah tingkah dan berusaha untuk mengatur nafas dan fikirannya. Kemudian Ia mulai berkata dengan segala kelembutan yang ia miliki.

“Aku berhutang nyawa bahkan bukan cuma nyawaku, tapi juga nyawa ibuku. Berkali kali Kak Prass menyelamatkan aku dari bahaya dan sekarang Kak Prass menyelamatkan Ibu juga. Bahkan pemakaman almarhum ayah tidak mungkin berlangsung sekhidmat itu tanpa bantuan dari Kakak. Dan aku .. aku tidak tahu harus menjawab apa. Disatu sisi aku merasa tidak enak dengan Dyno karna kami baru saja memutuskan pertunangan kami. Namun di sisi lain, aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku menemukan ketenangan di dalam kedekatan kita beberapa hari terakhir ini. Ketenangan yang belun pernah aku dapatkan selama aku menjalin hubungan dengan Dyno.”

Ucapnya dengan raut wajah yang lebih tenang dari sebelumnya. Kemudian dia tersenyum kecil sambil berlinang airmata yang membuat Prass begitu terpana.

“Andthan….?” Tanya pemuda itu sembari mengulurkan tangan kanannya kearah Ferly.

        Tatapan mereka masih beradu satu sama lain. Benih benih cinta mulai menari nari di hati keduanya. Ferly melihat telapak tangan Prass dengan ragu. Pelan pelan ia menggerakkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas telapak tangan sang pangeran UK nan tampan itu. Prass terkejut. Ia tersenyum lebar menampakkan wajahnya yang mempesona layaknya arjuna. Ia langsung memeluk gadis di depannya dengan penuh kebahagiaan.

         Tubuh mereka telah menyatu dalam keadaan yang sama sama basah kuyup. Dan itu adalah moment yang paling berharga dalam hidup Prass karna gadis yang dia cintai akhirnya menerima lamarannya. Dilepaskannya tubuh Ferly yang semampai itu lalu dia kembali menatap wajah gadis itu dengan rasa tak percaya. Prass mengusap airmata yang membekas di wajah Ferly lalu tersenyum lepas kepadanya. Ferly membalas dengan senyuman yang tak kalah manis darinya, hingga merekapun kembali berpelukan dengan erat.

        Kedua mata terlihat merah menyala dari kejauhan. Satu keranjang buah di tangan kirinya terjatuh begitu saja. Satu ikat bunga ditangan kanannya Ia lempar sejauh mungkin. Ada seseorang yang memperhatikan mereka sejak tadi. Orang itu hendak menjenguk Bu Hesty sekaligus ingin menjelaskan kesalahfahaman yang terjadi antara dirinya dan Ferly. Namun apa yang ia tangkap oleh kedua matanya, gadis yang sangat dicintainya justru dalam pelukan orang lain. Bahkan orang itu adalah kakak tirinya sendiri, saudara yang ia angggap musuh selama ini. Hatinya hancur lebur bak gunung yang baru saja meletus ditengah luasnya lautan. Rambutnya yang basah karna air hujan nampak meneteskan bulir bulir airmata malaikat itu kewajahnya. Ia memukul dinding koridor rumah sakit hingga jari jemarinya berlumuran darah. Setelah puas menyakiti dirinya sendiri iapun pergi dengan membawa irisan hati yang tergores oleh lamaran Prass yang diterima oleh mantan tunangannya sendiri, Ferly.

“Kita kerumahmu sekarang sayang, kau harus mengganti pakaianmu dan menghangatkan badanmu. Kau sudah basah kuyup sejak tadi. Ayo, aku akan mengantarmu. Biar Ibumu suster yang menjaga.” Gumam Prass sembari membelai rambut Ferly yang basah.

“Apa .. sayang ?” Gadis innocent itu merasa aneh dengan kata kata ‘sayang’ darinya.

“Aku akan memanggilmu dnegan kata kata itu mulai malam ini .. dan seterusnya. Apa kau keberatan?”

“Tidak , baiklah ayo kita pergi.” jawabnya singkat.
Merekapun pergi ke tempat parkir dan bergegas pulang ke rumah Ferly.
**
Dirumah Pak Irawan, Dyno memporak porandakan semua barang barang yang ada di kamarnya. Meja komputer telah ambruk dengan laptop yang terjatuh di lantai. Hiasan hiasan dinding dan bufet telah berubah menjadi beling beling kaca yang siap dijual di tukang rongsokan. Lebih parahnya lagi, darah segarpun mulai keluar dari kedua tangannya.
Suara gaduh itu membuat Pak Irawan dan Bu Melinda berlarian ke kamar putra bungsu mereka.

“Ada apa denganmu Dyno ???” tanya beliau.

Bu melinda berteriak histeris melihat kedua tangan putranya berlumuran banyak darah. Ia melayangkan tatapan penuh tanda tanya kearah putranya yang terlihat seperti orang yang kerasukan setan.

“Aku akan membunuh Prass malam ini juga. Aku akan membunuh anak sulung Papah dengan tanganku sendiri !!! “

‘ plaaakkkkkkkkkkkk ‘

“Apa kau sadar apa yang kau ucapkan ?” gertak beliau setelah mendaratkan sebuah tamparan ke putranya.

“Aku sangat sadar, dan jika pernikahan itu terjadi aku akan membunuhnya dengan caraku sendiri.”

“Pernikahan apa yang kau maksud Dyno ?”

“Prass melamar Ferly barusan. Aku melihat dnegan mata kepalaku sendiri. Dan yang lebih membuatku sakit, ternyata Ferly sudah lama terpikat olehnya. Dan dia menerima lamaran itu. Apa Papah bisa merasakan betapa hancurnya hatiku saat ini ?”
Jelasnya dengan mata berkaca kaca.

“Tidak Dyno, itu mustahil .” sela Bu Melinda yang sedari tadi berdiri sambil menenangkan putranya.

“Tidak ada yang mustahil Mah, ingat dia sangat membenci kita. Dan dia melakukan semua ini karna dia juga ingin balas dendam terhadap Mamah. Apa kalian tahu apa yang dia lakukan hingga Ferly secepat itu luluh padanya ?”

Kedua orangtuanya melirik heran satu sama lain.

“Prass membiayai seluruh perawatan Bu Hesty dan juga pemakaman Pak Ridwan dengan menggunakan harta Bu Anindya ! “

“Apa, tapi selama ini Prass tidak pernah menyentuh harta mamahnya bahkan dia selalu menolak untuk memimpin Blue Diamond .“ teriak Pak Irawan tak percaya.

“Tapi itu kenyataannya Pah, Mah.. dan dia berani melakukan itu karna dia sudah jatuh cinta cukup lama dengan Ferly. Aku tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi. Aku bersumpah kepada kalian !”
Ucapan terakhir Dyno membawanya keluar dari kamarnya sendiri.

        Pak Irawan merasa stress dengan sikap anak anaknya yang semakin sulit untuk dikendalikan. Dia tak menyangka Prass akan mengambil keputusan sebesar itu. Cukup lama Blue Diamond menunggu pewaris dari Bu Anindya, namun selama ini sang pangeran UK  tak sedikitpun tertarik dengan bisnis yang telah membawa almarhum mamahnya kedalam hidup yang mewah dan serba berkecukupan itu. Dan tiba tiba saja ia menggunakan harta itu untuk menolong keluarga Ferly yang sedang terkena musibah. Tak tanggung tanggung Prasspun mengurus semua keperluan pemakaman almarhum Pak Ridwan bahkan memfasilitasi perawatan Bu Hesty dengan sangat intensif. Pasti semua itu membutuhkan biaya yang sangat mahal bahkan hingga ratusan juta rupiah. Dan jika pernikahan mereka terjadi. Itu artinya perang saudara di antara kedua putranya akan segera dimulai.

       Pak Irawan menggeleng gelengkan kepalanya menepis fikiran negative yang sedang berputar putar di otaknya.
**
  Ferly mengambil selimut dari kamarnya sesampainya mereka dirumah Pak Ridwan. Dibalutkannya selimut itu ke tubuh Prass dengan penuh kepedulian. Prass menikmati keramahan calon istrinya yang mulai terbuka kepadanya. Setelahnya Ferly kembali ke belakang untuk mandi yang mengganti pakaiannya yang basah. Dari sebuah kamar kecil yang berdampingan dengan kamar Ferly, Digta membuka pintu kamarnya dan menyapa kedatangan Prass dengan ramah.

“Kakak kehujanan, Ibu siapa yang jaga Kak Prass ?”

“Iya , kami kehujanan. Ibu ada suster yang jaga, jangan khawatir. Kau belum tidur Digta ?”

“Belum. Kebetulan aku baru selesai membereskan ruang tengah yang tadi dipakai untuk acara tahlilan almarhum Bapak , “

“Oh benarkah, maaf Kak Prass telat tidak bisa membantumu. Pasti kau kerepotan tadi. “

“Tak apa. Kesehatan ibu jauh lebih penting, lagian aku di bantu Kak Giyo tadi. Dia baru saja pulang.”
Balas Digta masih berdiri di tengah pintu kamarnya.

        Anak itu kemudian pamit karna ingin mengerjakan tugas tugas kuliahnya yang sempat tertinggal selama beberapa hari. Prass menyandarkan kepalanya di sofa ruang tamu itu. Wajahnya menengadah keatas dan tiba tiba Ia tersenyum tanpa sebab. Seakan dia menertawakan dirinya sendiri, senyuman itu semakin lepas saat ia mengingat moment ciuman pertama kalinya dengan Ferly beberapa jam yang lalu. Ya, moment itu terlalu bermakna untuk di lupakan begitu saja. Ciuman pertama dalam derasnya air hujan adalah hal yang sangat istimewa untuk semua orang. Ia tak menyangka ia mampu melakukan itu pada Ferly. Seorang gadis yang belum lama Ia kenal namun mampu menempati ruang Vip di hatinya.

        Senyumannya tiba tiba terputus, matanya tak sengaja menangkap foto keuarga yang terpajang di dinding ruang tengah yang baru saja di gunakan untuk berdo’a bersama untuk almarhum Pak Ridwan. Di dalam foto itu nampak Pak Ridwan dan Bu Hesty sedang duduk berdampingan pada sebuah kursi panjang. Sedang Ferly dan Digta berdiri di samping mereka dengan senyum yang amat lepas. Prass menatap foto Pak Ridwan cukup lama, kemudian Ia lanjut menatap foto Bu Hesty dengan fokus. Wajahnya berubah sedemikian rupa. Ketegangan mulai tersirat kembali. Ia memejamkan kedua matanya dan merasakan sebuah balok besar yang menghantam batinnya. Ia merasa sangat bersalah atas kematian Pak Ridwan dan kondisi Bu Hesty saat ini. Semua kecelakaan itu masih menjadi misteri di balik keharmonisan hubungannya yang baru saja terjalin dengan Ferly. Misteri yang entah kapan akan di ketahui oleh gadis itu bahwa di balik kecelakaan yang merenggut nyawa ayahnya itu, justru dirinyalah yang menjadi penyebab utamanya. Jantung Pak Ridwan tidak mungkin kambuh kalau saja Dyno tidak menyakiti Ferly dengan tidur bersama Hellen. Dan pemilik skenario malam itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri, Prassetya.

Ferly datang dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Dua cangkir minuman hangat menyerupai teh telah berada di sebuah nampan yang Ia bawa. Ferly merasa aneh dengan sikap Prass terus menunduk sambil memegang kepalanya dengan erat. Ia meletakkan dua gelas teh itu di atas meja lalu duduk di samping Prass sembari menanyakan perihal yang terjadi dengannya.

“Ada apa Kak Prass ? “ tanya gadis itu sembari memegang pundaknya.

Prass tak menyadari kedatangan Ferly, Ia cukup terkejut namun berhasil  mengusai pikirannya dengan cepat.

“Aku tidak apa apa Sayang, kepalaku sedikit pusing saja. Mungkin karna kehujanan tadi .”
“ aku merasa bersalah, pasti Kakak lelah sekali semenjak kecelakaan itu. Kakak banyak mengurus urusan kami kesana kemari. “
Gumam Ferly .

“aku tidak apa apa Sayang, kau jangan berlebihan, dan satu hal lagi .. apa kau bisa memanggilku dengan sebutan lain. Mas .. misalnya. Seperti Ibumu memanggil almarhum ayahmu. Hmm ?”

“A.. apa , a.. aku , aku merasa canggung mengucapkannya. “
Jawab Ferly salah tingkah. Prass mulai menikmati ekspresi Ferly yang begitu polos.

“Tak apa, pelan pelan saja nanti kau akan terbiasa dengan ucapan itu.”

“Ya, baiklah .. Mas Prass .”  balasnya sungkan.

         Prass terharu dengan panggilan itu terhadapnya. Tak lain dan tak bukan dia meminta Ferly memanggilnya dengan sebutan itu hanya karna dia ingin keharmonisan mereka akan seperti Bu Hesty dan almarhum Pak Ridwan selama ini. Mereka begitu harmonis dalam sebuah kesederhanaan rumah tangga yang berjalan selama puluhan tahun. Pak Ridwan begitu setia menyayangi istrinya, begitu sebaliknya. Tak seperti papahnya sendiri, yang teleh mengkhianati mamahnya dan menikah dengan Bu Melinda secara sembunyi sembunyi hingga lahirlah Dyno.

“Darimana kau tahu aku sangat menyukai honey tea Sayang.. seingatku aku tidak pernah memberitahumu sebelumnya.” Gumam Prass setelah menyeruput minuman yang Ferly buatkan untuknya.

“Apa Mas Prass suka ? ini minuman yang selalu Ibu buat untuk Ayah jika hujan turun begitu lebat.”

“Benarkah ? ini juga minuman yang selalu di buat oleh pamanku setiap musim dingin tiba di London.”

        Mereka berdua tertawa bersama. Dari balik pintu kamarnya Digta diam diam mengintip pembicaraan mereka sejak tadi. Anak Abg itu nampak tertawa kecil memperhatikan sikap kakak dan calon kakak iparnya.

“Aku rindu pada Ayah.. setiap masuk kerumah ini hatiku sakit sekali .”
Lirih Ferly pelan. Kedua matanya kembali berkaca kaca.

“Aku akan membawamu kerumahku jika kita sudah menikah nanti. Aku akan bawa Digta dan juga Ibu kalian untuk tinggal bersama kita disana. Jangan merasa sedih, aku tidak akan pernah meninggalkan kalian. Kalian akan menjadi tanggung jawabku sebentar lagi.”
Pemuda itu menghapus airmata di wajah calon istrinya.

        Ferly terharu dengan kasih sayang dan kepedulian Prass yang begitu besar terhadap dia dan keluarganya. Sementara Digta mensngis bahagia dengan berita pernikahan yang Ia dengar dari mulut mereka. Ia menutu pintu kamarnya untuk kembali mengerjakan tugas tugas kuliahnya.

“Kita akan tinggal dirumah mamahku sayang. Rumah itu cukup besar dan masih terawat. Sama sepertimu, akupun merasakan kepedihan yang begiu mendalam setiap aku kakiku menginjak lantai rumah itu. Bayang bayang mamah selalu hadir di setiap sudut ruangan rumah itu. Aku tidak pernah kesana jika tidak ada keperluan yang penting. Tapi nanti setelah kau jadi istriku, aku yakin kepedihan hatiku akan berubah menjadi hari hari yang sangat indah bersamamu Ferly .”
Tutur Prass sangat serius.

        Ferly tak membalas ucapannya, gadis itu hanya tersenyum kecil merasakan suasana hatinya yang gundah gulana. Ia tak menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang istri dari pewaris sebuah perusahaan yang sangat besar di Jakarta. Ia tak menduga bahwa Prass , seorang pemuda lulusan LSE akan menjadi suaminya yang hanya anak angkat keluarga yang sederhana seperti itu. Ferly tersentak dari lamunannya saat Prass mengibaskan telapak tangannya ke wajah Ferly.

“Apa kau baik baik saja sayang. Pandanganmu nampak kosong tadi “.

“Aku tidak apa apa. Sebaiknya Mas Prass pulang, pakaianmu sangat basah sekali . “

      Prass mengangguk pelan dan merekapun kembali kerumah sakit. Prass mengantar Ferly sampai depan kamar dimana Bu Hesty dirawat. Ia lalu pamit untuk untuk pulang sebentar ke rumahnya.
**

“Berhenti Prass, Papah ingin membicarakan hal yang penting denganmu .”
Ketus Pak Irawan saat melihat putra sulungnya masuk kedalam rumah.

     Beliau sengaja menunggu kedatangannya untuk membahas perihal pernikahan yang Ia dengar dari Dyno. Prass menghentikan langkahnya. Namun wajahnya tak menoleh sedikitpun ke arah papahnya. Dia begitu dingin dan terlihat lelah sekali.

“Ada apa lagi ,apa yang ingin papah bicarakan denganku ?”

“Apa tidak ada gadis lain yang bisa kau nikahi selain Ferly ? apa kau tidak bisa melihat adikmu sangat mencintai dia selama ini.?”

“Ooooh jadi putra kesayangan papah sudah tahu dengan rencana pernikahan kami, baguslah. Sekarang aku yang bertanya pada papah. Apa dulu tidak ada wanita lain yang bisa papah nikahi selain Bu Melinda ?”
Balas Prass sembari menoleh ke wajah papahnya dengan penuh kebencian.

‘ plaaaaakk’ , ia kembali merasakan tamparan yang sangat keras dari telapak tangan papahnya.

“Papah tidak akan membiarkan pernikahan itu terjadi. Apa kau tidak kasihan dengan adikmu, keputusanmu ini akan membuat persaudaraan kalian semakin runtuh Prass. Dan keharmonisan dirumah ini akan semakin memudar.”

“Dan itu yang Mamah rasakan saat papah menikahi wanita itu. Bahkan papah lebih kejam dari aku. Papah menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuan dari Mamah. Tanpa izin dari beliau. Sampai akhirnya Mamah sakit parah setelah mengetahui papah telah punya anak dari wanita lain. Bahkan sampai di ujung nafasnya, Mamah masih merasakan rasa sakit yang begitu mendalam. Dan itu karna perbuatan anda Pak Irawan yang terhormat !.
Hidup ini sungguh adil. Sebentar lagi kalian akan merasakan kepedihan yang dulu Mamahku rasakan. Kalian akan mengerti bagaimana sakitnya saat orang yang kalian cintai direbut oleh orang lain. Dan akupun tidak butuh restu anda untuk menikahi Ferly. Setelah kami menikah, kami akan menetap dirumah almarhum Mamah. Aku tidak akan menginjakkan kakiku lagi dirumah ini. Rumah yang di dalamnya banyak di huni oleh orang orang kasar seperti kalian. Like father like son.. aku sangat bersyukur Uncle Matthew mendidikku tidak seperti anda mendidik Dyno ! “

         Penuturan putra sulungnya itu membuat hati Pak Irawan tertampar keras. Bahkan mungkin lebih keras dari tamparan yang ia layangkan ke wajah Prass barusan, karna tamparan itu begitu menusuk ke jantungnya. Lelaki paruh baya itu mematung tanpa bersuara sedikitpun, sedangkan Prass langsung naik ke kamarnya.
**

Di sebuah kafe yang terletak tak jauh dari pusat kota Jakarta terlihat Dyno sedang duduk santai dengan seorang gadis yang berpakaian cukup terbuka. Wajah gadis itu terlihat berbinar binar sambil sesekali meneguk minuman di tangannya. Sedangkan Dyno hanya bersikap datar terhadapnya.

“Aku ingin kau memberitahu Ferly bahwa kejadian malam itu hanya rekayasamu saja Hellen,”
Pinta pemuda berwajah bersih itu.

“Tidak Dyno, itu bukan rekayasa. Semua terjadi tanpa kita sadari. Kau mabuk begitupun denganku. Aku bisa saja melaporkanmu ke pihak yang berwajib tapi aku tak sekejam itu pdamu, aku ingin kau bertanggungjawab atas apa yang telah kita lakukan malam itu.”
Jawab Hellen.

“Aku tidak melakukan apa apa padamu Hellen. Dan aku tidak minum segelas alkohol-pun malam itu. Aku lelaki normal yang pasti menyadari sesuatu jika aku melakukan hal itu dengan siapapun termasuk dirimu. “

       Hellen bangkit dari duduknya kemudian Ia merentangkan kedua tangannya ke leher Dyno. Sebuah bisikan lembut Iangsung tertangkap oleh indera pendengar pemuda itu.

“Lakukan apapun yang kau bisa untuk membuktikan ucapanmu itu, tapi aku tidak bisa membuat Ferly kembali kepadamu.”

       Dyno mencengkeram lengan Hellen dengan emosi. Namun gadis licik itu malah menikmati emosi yang keluar dari wajah Dyno. Kemudian dia menertawakan Dyno hingga pemuda itu merasa kesal dan melepas cengkeraman tangannya. Hellen berlalu dari hadapan Dyno untuk menuju ke kamar kecil. Dia membawa tas kecil miliknya namun ia lupa bahwa dia meninggalkan ponselnya yang tergeletak di samping gelas. Hal itu diketahui oleh Dyno. Melihat Hellen sudah masuk ke kamar kecil, Dyno langsung membuka ponsel itu dan melacak kontak telefonnya untuk mencari nomor telefon Amanda. Tak membutuhkan waktu yang lama, setelah mendapatkan apa yang Ia cari, Dyno meletakkan kembali ponsel itu dan langsung meninggalkan Hellen di kafe itu.
**

Sementara Prass sudah kembali kerumah sakit untuk menemani Ferly menjaga Ibunya. Mereka duduk di sebuah kursi panjang di depan kamar dimana Bu Hesty di rawat. Wajah Ferly terlihat segar dan lebih sering tersenyum semenjak mengetahui bahwa keadaan Ibunya semakin membaik saat ini. Dan semua itu berkat kemurahan hati Prass yang sudah memberikan perawatan semaksimal mungkin untuk Bu Hesty dari pelayanan rumah sakit itu. Bahkan terakhir Ferly masuk ke kamar beliau, beliau sudah membuka matanya seperti semula. Walau belum sepatah katapun bisa keluar dari mulut beliau, namun itu sungguh kebahagiaan yang tiada terkira untuk Ferly.

“Sayang, aku ingin bicara denganmu .” gumam Prass.

“Ada apa Mas Prass ?” tanya Ferly heran.

Prass nampak berfikir keras sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Kemudian Ia kembali menatap wajah Ferly dengan serius .

“Aku ingin kita menikah akhir minggu ini juga sayang, “ Ucapnya sungguh sungguh.
 Ferly cukup terkejut mendengarnya.

“Terlalu cepat Mas Prass, mana mungkin aku menikah tanpa Ibu di sampingku.”

“Ferly dengar , aku datang kesini untuk berlibur. Aku menggunakan visa turis yang tidak lama lagi akan habis. Aku harus kembali ke London dalam waktu dekat ini, kalau tidak aku akan dideportasi karna melanggar peraturan negara untuk warga asing. Dan sebelum aku kembali kesana, aku ingin kau sudah menjadi isrtiku. Lalu kita akan ke London bersama sama, aku akan membawamu berbulan madu disana sembari mengurus perpindahanku ke negara ini .”
Tuturnya sejelas mungkin sembari menggenggam erat kedua tangan calon istrinya itu.

       Sementara Ferly nampak kebingungan apa yang harus Ia katakan terhadap permohonan pemuda didepannya. Ia memang sudah bersedia untuk menikah dengan Prass, tapi untuk menjalani pernikahan secepat itu benar benar tak terbesit dalam fikirannya sedikitpun. Dia butuh waktu untuk menetralisir keadaan, apalagi dia baru saja memutusan pertunangannya dengan Dyno, di tambah Bu Hesty yang masih terbaring tak berdaya.

“A.. aku tidak tahu harus menjawab apa. Semua ini terlalu cepat untukku. “

“Ferly , kau harus tahu aku sudah menandatangani surat perjanjian dengan pengacara Ibuku, bahwa aku harus memimpin perusahaan peninggalan beliau. Selama ini aku selalu menolaknya karna aku tak tertarik sedikitpun dengan perusahaan itu. Tapi sejak hari itu, aku berani menggunakan harta Ibuku untuk membayar rumah sakit oranagtuamu dengan jaminan aku harus secepatnya pindah ke Indonesia dan memimpin perusahaan itu dengan tanganku sndiri. Untuk itu harus kembali ke London terlebih dahulu, dan aku tidak akan tenang meninggalkanmu disini. Mengertilah sayang aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku ingin kau ikut aku kesana.”

        Ferly semakin kebingungan dibuatnya. Kalimat demi kalimat yang Prass ucapkan benar benar menyentuh hati kecilnya seakan Ia terhanyut oleh arus kesungguhan yang terpancar dari wajah calon suaminya itu. Ia memejamkan matanya cukup lama lalu menarik nafas sedalam mungkin. Setelahnya Ia menatap wajah Prass dengan sangat kuat.

“Baiklah aku bersedia. Tapi , … .”

“Tapi apa sayang.. ?” tanya Prass dengan wajah berbinar binar.

“Tapi aku ingin meminta nasihat Ibu terlebih dahulu. Bagiku Ibu adalah segalanya saat ini. Aku harap Ibu akan sadar secepatnya, dan kita bisa meminta restu dari beliau.”

        Prass mengangguk bahagia dan mencium kedua tangan Ferly. Kemudian Ia memeluk gadis innocent itu dengan mesra. Ferly nampak tersenyum dari balik pundaknya,  walau ada sedikit kecemasan yang tersirat dari wajah cantiknya.

to be continue....

( Bagi yang berminat untuk mengoleksi bukunya, bisa hubungi aku langsung ya ...
Facebook : Iin Indrayani, yang ada di Indonesia atau juga di Taiwan. untuk indo harga novel Rp.70.000 " 400 halaman ", untuk taiwan sekitar 400Nt / 450Nt. awal bulan depan sudah masuk proses cetak, Insha Allah. Terima kasih )

Untuk kembali membaca Klik  Bab 1 DENDAM MASA LALU
Untuk kembali membaca Klik  Bab 2 PERTEMUAN PRASS DAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 3 PERMAINAN DI MULAI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 4 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 5 PERTUNANGAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 6 RUMAH,PESTA,DAN PEMANDANGAN MENGERIKAN
Untuk kembali membaca Klik  Bab 7 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 8 LAMARAN TAK TERDUGA


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form