RELENTLESS LOVE (BAB4: RINDU TERTUTUP GENGSI)


By Iin Indrayani

4. RINDU TERTUTUP GENGSI

   
            Di sebuah kafe, seorang gadis yang telah merekam percakapan Dyno dan Ferly sedang duduk berhadap hadapan dengan pemuda tampan beralis tebal. Siapa lagi kalau bukan Prass. Prass menatap gadis itu dengan rasa penasaran. Seorang gadis kaya yang sengaja bersekongkol dengan Prass untuk menjatuhkan keharmonisan Dyno dan Ferly. Dia Hellen, teman kuliah mereka yang juga mempunyai dendam pribadi terhadap Dyno yang selalu mengacuhkannya. Hellen menyodorkan handphone miliknya dan membuka video yang baru saja Ia dapatkan dari restaurant itu. Prass melihat isi dari video percakapan itu dengan ekspresi yang datar. Dia terdiam sejenak kemudian tertawa cukup lebar. Hellen mengerutkan dahinya isyarat Ia keheranan.

“Kenapa kau tertawa?”

“Sepertinya Dyno sangat takut kehilangan Ferly, Dia berencana untuk melangkah satu tahap lebih cepat dariku. Sayangnya Dia lupa, bahwa kakak tirinya ini termasuk One of The Success Student from LSE. Saat ini kita beri dia lampu hijau untuk menjalankan rencananya, biarkan dia menikmati saat saat yang Ia nantikan bersama kekasihnya itu. Jika waktunya telah tiba, aku akan memberitahumu agar kau menjalankan rencanaku sesuai yang aku perintahkan“

“Don’t worry, aku tahu apa yang harus aku lakukan“

Mereka bersulang untuk merayakan rencana yang akan mereka mulai.
**

          Dyno mondar mandir di dalam kamarnya. Persetujuan Ferly menerima tawaran untuk bertunangan sepertinya tak mampu meredam kecurigaan yang sejak pagi Ia pendam. Kecurigaan tentang kakak tirinya yang mulai mengusik kehidupan pribadinya. Ia benar benar memahami siapa Prass yang sebenarnya. Dia pasti mempunyai misi terselubung dibalik sikap manisnya terhadap Ferly. Dia sangat mengenal sosok Prass sebagai orang yang sangat acuh terhadap urusan keluarganya sepenting apapun. Untuk apa tiba tiba dia mendekati Ferly dan menceritakan identitasnya sebagai putra sulung keluarga Irawan jika tak ada maksud tertentu. Wajah Dyno sangat geram. Suara langkah kaki mulai terdengar di telinganya. Kedua tangannya mengepal kuat dan dia langsung keluar dari kamar. Dia melangkah beberapa tahap dan masuk kedalam kamar di sampingnya di mana kakak tirinya baru saja kembali dari kafe.

‘ buuggggggggghhhhh’, Sebuah pukulan kembali mendarat diwajah Prass. Prass menyorot wajah adiknya dengan penuh benci dan dendam. Ingin rasanya Ia membalas, namun pantang baginya untuk memukul orang yang lebih muda di bawahnya. Bibirnya yang baru saja sembuh kembali memar dan mengeluarkan darah.
“Berani sekali kau mengusik kehidupan pribadiku. Kau fikir aku tidak dapat mencium niat busuk yang ada di otakmu. Jangan melampaui batasanmu Prass. Ingat itu!” Ancam Dyno sambil mencengkeram kerah baju kakaknya. Prass menghentakkan tangan adiknya dan berbalik mengeluarkan kata kata yang cukup pedas kepadanya.

“Dengar baik baik anak kecil, tidak ada batasan dalam mencapai sebuah tujuan. Lakukan apapun yang kau mampu, sekalipun kau adalah referensi dari ajalku tapi kau tetap tak akan mampu menghentikan langkahku!“

Prass melempar tubuh adiknya ke tempat tidur. Sementara dia kembali keluar dan turun ke lantai bawah.
**

        Di pagi yang sejuk Ferly termenung di depan teras rumahnya. Wajahnya agak kusut. Angin pagi dan cahaya matahari yang hangat mulai menerpa tubuhnya. Dia memejamkan kedua matanya sambil merangkul kedua kakinya ke atas. Udara pagi itu dia hirup sedalam dan selama mungkin sampai akhirnya wajah anggun itu mengeluarkan senyuman kecil yang teramat manis. Dia mengingat saat saat di mana Prass menyelamatkannya dari kecelakaan kemarin pagi, dia masih merasakan dekapan lelaki itu dengan sangat kuat pada tubuhnya. Terutama saat mereka tergelincir bersama. Dengan semua kekuatan yang Prass miliki, Ia berusaha semaksimal mungkin melindungi agar Ferly tak menyentuh aspal sedikitpun. Justru tubuhnya sendiri yang menghantam aspal itu dengan sangat kuat hingga siku, lengan dan keningnya terluka cukup parah. Ferly membuka matanya, tiba tiba dia merasa sangat sedih karna dia belum berterima kasih kepadanya.

“Apa yang kau fikirkan Ferly, wajahmu nampak serius sekali“

Pak Ridwan datang dan mendekati putri angkatnya dengan penuh kepedulian. Beliau duduk di sampingnya dan mengelus rambut hitam Ferly dengan penuh kasih sayang. Ferly menoleh dan menceritakan kegundahannya terhadap lamaran yang diajukan oleh Dyno. Di satu sisi dia belum siap untuk berumahtangga, masih banyak hal yang ingin dia lakukan sebagai wanita muda. Namun di sisi lain diapun tidak tega untuk mengecewakan Dyno dan orangtuanya. Dia tahu Dyno begitu mencintainya melebihi Dia mencintai dirinya sendiri.

“Apa yang harus Ferly lakukan Ayah?”

“Bukankah kau juga mencintai Dyno Fer, kalau tidak mana mungkin kalian bisa berpacaran sampai bertahun tahun. Yang Ayah lihat Dyno pemuda yang baik. Dia sopan dan bertanggungjawab. Apalagi yang kau ragukan darinya?”
Ferly terdiam seribu kata.

“Dengar Nak, kau sudah dewasa dan pernikahan bukanlah hal yang aneh untuk kau pilih. Kau seorang wanita, kau membutuhkan seorang lelaki yang mampu menjaga dan melindungimu seperti Dyno , Ayah yakin kalian bisa sama sama belajar untuk menjadi suami dan istri yang baik seiring berjalannya waktu“

Ferly tersenyum ragu kepada Ayahnya. Dia meninggalkan teras rumah dan masuk kembali kedalam kamarnya. Rasa gundah didalam hatinya belum juga hilang, dia duduk dimeja komputer dan menyanggah kepalanya dengan tangan kirinya. Dia mulai menarik nafas dan berfikir sekeras mungkin untuk menentukan sesuatu yang harus di pilihnya. Diapun mengambil ponsel yang tergeletak di disamping laptopnya dan langsung menghubungi Dyno.

“Hallo sayang ?”

“Aku menerima pertunangan kita, kami menunggu kedatangan keluargamu nanti malam“

“Kau serius sayang ? Aku sangat bahagia sekali. Aku akan memberitahu Papah dan Mamahku tentang berita ini”

Respon penuh kebahagiaan itu terdengar dari balik ponsel Ferly. Sudah pasti, Dyno sangat senang dengan kabar baik itu. Setidaknya dengan bertunangan, tujuh puluh persen gadis itu sudah menjadi miliknya. Dan Prass akan mati kutu bila mendengarnya. Tapi bagi Ferly, pertunangan atau berpacaran adalah hal yang sama. Toh selama ini semua orangpun sudah tahu bahwa Dyno adalah kekasihnya, bagi gadis cantik itu hal yang mempunyai nilai plus dimatanya hanyalah sebuah pernikahan. Dan untuk ke arah itu, Dia tidak akan main main dalam melakukannya.
   
       Malam harinya Dyno beserta kedua orangtuanya-pun datang kerumah Ferly. Ferly menyambut mereka dengan hangat. Pak Ridwan dan Bu Hesty juga merespon tamu mereka dengan sangat lembut. Pembicaraan intipun dimulai setelah mereka berbincang bincang sebentar sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan oleh tuan rumah. Dyno terus menatap calon tunangannya penuh cinta sedangkan Ferly hanya membalas dengan tatapan datar datar saja. Dia tak dapat menyembunyikan kegundahan yang semalaman Ia rasakan.

“Sebelumnya kami berterima kasih karna Pak Ridwan dan Bu Hesty sudah repot repot menyambut kedatangan kami. Kedatangan kami kemari tidaklah lain bahwa kami ingin melamar putri Bapak dan Ibu untuk putra kami Dyno”
ujar Pak Irawan dengan sungguh sungguh.

“Ya Pak, kami sebagai orangtua hanya bisa mendukung apa yang akan bisa membuat putri kami senang. Dan kamipun sudah membicarakan semua ini dengan matang. Kami menerima lamaran ini dengan senang hati“
Jawab Pak Ridwan dengan ketenangan yang tersirat diwajah beliau.

“Baik, kalau begitu kami akan siapkan pesta pertunangan untuk putra dan putri kita di rumah kami. Sampai jumpa nanti Pak Ridwan, Bu Hesty dan juga Nak Ferly . Kami akan menyambut kedatangan kalian dengan penuh rasa hormat“.

Keluarga Pak Ridwan membalas ucapan beliau dengan anggukan kecil dan senyum yang mengembang. Kemudian merekapun berpamitan untuk pulang. Dyno masih merasakan rindu terhadap kekasihnya, Dia ingin menghabiskan banyak waktu dengannya sebelum pertunangan itu terlaksana. Namun kedua orangtuanya memintanya untuk pulang agar bisa merancang resepsi pesta itu sematang mungkin.
  **

                 Prass termenung seorang diri di atas tempat tidurnya. Dia terbayang bayang saat Ferly mengobati dan membalut perban ke telapak tangannya. Dia belum pernah bertemu dengan gadis selembut dan sebaik itu selama ini. Dunia British yang mendewasakan dirinya selalu membuat dia bertemu dengan wanita wanita yang bergaya tinggi dan over stylish. Tidak ada gadis seperti Ferly yang begitu anggun dengan kesederhanaan yang di milikinya.
‘Pure beautiful girl .. ‘

“Ah sial, kenapa aku selalu memikirkan gadis itu“

Prass menutup wajahnya dengan bantal. Tiba tiba ponselnya berdering dan ia langsung menyingkirkan bantal itu dan meraih ponselnya dengan cepat. Ia melihat kontak nama yang tertera di depan layar ponsel itu.

‘long distance‘

Prass mengabaikannya begitu saja seakan tahu siapa orang yang menelponnya. Sampai dua, tiga kali berdering ia tetap tak menjawab panggilan telfon itu. Untuk yang keempat kalinya ia merasa terganggu dan mengangkat telfon itu dengan emosi.

“What do you want Manda, it’s my time to sleep now!”

“Why you so cruel since comeback to that country, I miss you somuch my handsome boy.. are you not miss me?” Suara seorang wanita terdengar dari balik ponselnya.

Dia Amanda, sahabat terdekatnya di London sejak mereka masih kecil. Dia sama seperti Prass, terlahir di Indonesia namun menetap di UK untuk sekolah disana. Amanda sangat posesif terhadap Prass. Bahkan dia tidak suka jika Prass dekat dengan wanita lain. Kecemburuannya terlalu berlebihan untuk batasan seorang teman, tapi Prass menyikapinya dengan santai karna memang selama ini dia tidak pernah merasakan jatuh cinta kepada siapapun. Dia menganggap Amanda seperti saudara kandungnya sendiri. Meskipun Amanda berkali kali mengungkapkan rasa cintanya namun pemuda tampan itu sama sekali tak menggubrisnya. Dia lebih nyaman berteman atau bersahabat, karna baginya Cinta itu bukan hal yang penting untuk di pikirkan. Apalagi yang namanya pacaran, itu adalah hal paling konyol bagi dirinya.

“Ok, I will tell you if I ready to goback UK. But not for near time“ Jawabnya dengan santai.
“Aku akan menyusulmu jika kau tidak segera kembali ke UK“

Ancam Amanda dengan logat bahasa Indonesia yang cukup fasih. Prass sama sekali tak menghiraukan ucapannya. Dia tertawa kecil dan langsung menutup panggilan telfon darinya.

“Aku tidak akan pernah kembali ke UK sebelum misiku berjalan dengan sempurna. Tak akan ada yang bisa menghentikan diriku termasuk kau, Manda!”

Prass melempar ponsel itu kesamping tempat tidurnya. Ia tidak pernah membeli ancaman siapapun yang tidak ia anggap penting. Tujuannya saat ini adalah Dyno dan Bu Melinda. Ia sudah bersumpah bahwa mereka akan menangis darah di depannya seperti dulu Bu Anindya menahan sakit yang teramat sakit hingga ajal menjemputnya. Tak semudah menghapus goresan spidol di papan tulis untuk menghapus sebuah dendam yang sudah menjamur di hatinya. Airmata harus dibalas dengan airmata. Luka harus dibalas dengan luka. Dan kematian Ibunya harus dibalas dengan kejutan yang menyakitkan untuk mereka.

        Beberapa menit kemudian Prass mendengar suara orangtua dan adiknya yang baru saja kembali dari rumah Ferly. Dia berjalan keluar dan memperhatikan mereka dari lantai atas. Dyno, dengan segala kebahagiaan yang di rasakannya malam itu Ia curahkan kedalam cerita yang tak kunjung henti lewat kata perkata dan kalimat perkalimat yang Ia utarakan kepada Papah dan Mamahnya.

“Aku sangat bahagia Pah Mah, ini adalah moment yang selama ini Dyno nantikan“

“Sabar Dyno, tinggal menunggu hitungan hari. Ferly akan menjadi tunanganmu, tidak ada satupun orang yang bisa mengusik hubungan kalian dan Papah pastikan kalian akan segera menikah dalam waktu dekat ini“

Prass menikmati pemandangan di depan matanya dengan senyum licik yang terpancar dari sudut bibirnya. “Papah benar,tidak ada satupun orang yang bisa mengganggu hubungan putra kesayangan Papah dan Ferly. Tapi itu hanya berlaku sampai besok malam. Karna setelah pertunangan itu selesai, aku akan menyiapkan kejutan yang sangat istimewa untuk Dyno dan juga istri Papah yang tercinta itu“
Prass tertawa dengan puas sekali.
**

            Di pagi yang cukup cerah Ferly berniat untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan bersama Giyo. Dia ingin membeli seuatu untuk persiapan pertunangannya dengan Dyno yang sudah ditetapkan nanti malam. Dia melangkah santai melihat lihat apa yang ada ditangkap oleh matanya. Sementara Giyo berjalan pelan di belakangnya dengan wajah manyun. Si Gendut itu merasa kesal karna sahabatnya akan melangsungkan pertunangan dengan pemuda yang sering Dia panggil sebagai Dynosaurus itu. Pasti hari harinya akan sepi dan terasa sangat berbeda tanpa Ferly. Siapa lagi yang mau berteman dengannya setelah Ferly menikah nanti. Dia tak mungkin mendapatkan sahabat sebaik dan sepengertian Ferly.

“Fer , lu yakin mau tunangan sama Dynosaurus jelek itu? Lu fikir fikir lagi deh Fer,“

“Kita kan baru mau bertunangan Gi, emang kenapa?”

“Yaelah Fer, habis tunangan kan kalian pasti nikah. Habis itu punya anak, terus gue yang ganteng ini Lu lupain begitu aja. Gue nggak bisa hidup tanpa lu Fer, “
Rengeknya dengan wajah di tekuk.

“Lebay banget sih Gi, semua orang pasti nikah kali Gi. Kamu juga pasti nikah suatu saat nanti”

Giyo tak merespon jawaban Ferly. Dia amat serius melihat seseorang yang sepertinya dia kenal. Dia berjalan mundur dan mengucek ngucek kedua matanya untuk meyakinkan apa yang tertangkap oleh kedua matanya barusan. Ferly menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Giyo dengan penasaran.

“Ada apa Gi ?”

“Kayaknya gue lihat kakak tirinya si Dynosaurus itu deh Fer, aneh tuh orang udah sorotan matanya horor sukanya pake kaos item pula, kayak jaman kabayan dulu aja“

Ferly terkejut tak percaya. Dia ikut mencari cari keberadaan orang yang Giyo bilang sebagai Prass. Tapi dia tidak menemukan sosok berkaos hitam yang Giyo maksud. Wajahnya menunduk pelan. Ada kekecewaan yang tersirat didalamnya. Dia kembali teringat saat Prass menyelamatkan dirinya dari kecelakaan beberapa hari yang lalu. Dia merasa bersalah dengan banyak luka ditangan dan kening pemuda itu terlebih lagi dia belum sempat berterima kasih karna Prass tiba tiba saja pergi saat Dyno datang ketempat itu.

“Ah sudahlah, mungkin hanya halusinasi Giyo saja “, fikirnya.

Merekapun memutuskan untuk makan siang di dalam Mc Donald karna Giyo terus merengek kelaparan. Giyo melahap semua makanan yang dia pesan sementara Ferly hanya menyedot orange juice untuk menyegarkan tenggorokannnya. Dia lalu berpamitan pada Giyo untuk ke toilet sebentar. Di tengah perjalanan Ia masih menengok kekanan dan kekiri berharap sosok Prass memang ada disekitarnya. Tapi nihil, dia tetap tak menemukan siapa yang dia cari. Entah kenapa dia selalu teringat dengan kakak tiri kekasihnya itu, padahal mereka baru bertemu dua kali tapi Ferly merasa dekat sekali dengannya. Dua kali dia sudah menyelamatkan nyawa Ferly, dan itu mempunyai nilai yang cukup istimewa dihatinya.

‘bruuuuugggh’
Ferly bertabrakan dengan seorang perempuan di dekat pintu masuk ke toilet umum. Dia terjatuh dan lengan tangannya terkilir. Perempuan itu meminta maaf dan Ferly mengangguk kecil seakan sadar itupun terjadi krna dia kebanyakan melamun sejak tadi. Dia berusaha berdiri namun lengan tangannya terasa sakit sekali. Seorang laki laki mengulurkan tangannya kedepan Ferly, Ferly tak menoleh kearahnya. Dia menolak halus dan terus berusaha untuk berdiri sambil memegang tangan kanannya yang terkilir.
“Kau baik baik saja ?” tanya lelaki itu dengan lembut.
Ferly tersentak karna ia merasa mengenal suara itu. Dia menoleh dan terkejut melihat pemuda yang ia cari selama satu jam lebih tiba tiba berdiri didepannya.

“Kak Prass ?”

Prass tersenyum kecil kepadanya. Dia menuntun Ferly untuk duduk disebuah kursi dan memijat lengannya yang terkilir. Sekali lagi Ferly dibuat takjub dengan kebaikan calon kakak iparnya itu. Dia hanya terdiam sembari menatap haru wajah si tampan dengan sangat serius.

“Aku ikut bahagia dengan pertunanganmu dan Dyno nanti malam. Aku akan ikut menyambut keluarga kalian dirumah kami“

“Ha.. apa ? Oh iya, terima kasih“ Jawabnya agak grogi.

Ferly melihat luka dikening Prass yang masih basah akibat kecelakaan itu. Hatinya kembali terenyuh mengingat betapa dia sering sekali menyelamatkan dirinya dari bahaya. Sementara Prass masih memijat tangan kanannya yang terkilir, tangan kiri Ferly mulai bergerak menyentuh luka itu. Prass merasa hatinya berdesir dengan kuat sekali.. dia menoleh kearah Ferly dan wajah mereka sudah sangat dekat satu sama lain. Ke empat mata itu saling menangkap gelembung gelembung kerinduan yang masih terbungkus oleh kabut gengsi. Ferly menjadi salah tingkah dan menurunkan kembali tangan kirinya.

“Maafkan aku, aku refleks melihat luka dikening Kak Prass yang masih basah. Aku merasa bersalah karena sudah membuatmu terluka separah itu“

“Aku tidak apa apa , yasudah Fer aku harus pergi karna teman temanku sudah menungguku diluar. Selamat datang dirumah kami nanti malam“

Prass melambaikan tangannya dan pergi begitu saja dari hadapan Ferly. Ferly semakin gundah dibuatnya. Bahkan dia lupa untuk mengucapkan terima kasih untuk kesekian kalinya.
Prass berjalan cepat meninggalkan area itu. Wajah Ferly saat menyentuh keningnya kembali menyeruak dalam ingatannya. Wajah innocent itu yang semalam tak bisa membuat dia terpejam. Wajah anggun itu yang semalam Ia rindukan. Tapi sayang, Prass mengabaikan kerinduan itu karna Ferly hanyalah referensinya untuk membalaskan dendamnya terhadap Dyno dan Bu Melinda.

“Dan  sekarang lihat adikku sayang, kekasihmu sudah mulai merindukan aku. Rencana keduaku tepat mengenai sasaran!“  Gumamnya puas.

Ia terus melangkah menuju parkiran mobil. Tak ada satu temanpun disana. Ia sengaja mengikuti Ferly sejak tadi hanya untuk memastikan keberhasilan dari rencananya kemaren. Ferly menundukkan kepalanya dan kembali menemui Giyo, ia tak mengucapkan sepatah katapun selain mengajaknya untuk segera pulang.

“Eh Fer kemana aja lu, tuh toilet sejak kapan pindah ke Brazil. Gue capek nungguin lu dari tadi, gue kira lu ilang diculik orang“. Celoteh Giyo dengan kesal sambil melahap french fries ditangan kirinya.

Ferly tak merespon ucapan Giyo, ia mengambil belanjaannya dan langsung keluar darisana.

to be continue....

( Bagi yang berminat untuk mengoleksi bukunya, bisa hubungi aku langsung ya ...
Facebook : Iin Indrayani, yang ada di Indonesia atau juga di Taiwan. untuk indo harga novel Rp.70.000 " 400 halaman ", untuk taiwan sekitar 400Nt / 450Nt. awal bulan depan sudah masuk proses cetak, Insha Allah. Terima kasih )

Untuk kembali membaca Klik  Bab 1 DENDAM MASA LALU
Untuk kembali membaca Klik  Bab 2 PERTEMUAN PRASS DAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 3 PERMAINAN DI MULAI


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form