RELENTLESS LOVE (BAB 6: RUMAH,PESTA, DAN PEMANDANGAN MENGERIKAN)


By Iin Indrayani

6. RUMAH, PESTA, DAN PEMANDANGAN MENGERIKAN


           Gadis innocent itu termenung di dalam kamarnya dengan pintu yang tertutup. Dia merasa bingung dengan perasaan yang sulit untuk dicerna oleh akal sehatnya. Dia melihat telapak tangan kanannya yang semalam berhasil melayangkan sebuah tamparan keras diwajah tunangannya sendiri. Ada penyesalan di hatinya. Dia bingung, apakah dia harus meminta maaf kepada Dyno? Namun menurutnya sikap Dyno sudah keterlaluan terhadap Prass. Tiba tiba rasa sesalnya itu lenyap berganti dengan rasa iba terhadap wajah Prass yang babak belur semalam. Ferly keluar dari kamarnya dan duduk bersama orangtuanya di ruang keluarga. Pak Ridwan menanyakan perihal semalam yang masih mengganjal di fikirannya begitupun dengan Bu Hesty. Ferly menceritakan kejadian itu sejelas jelasnya kepada mereka.

“Apa yang harus Ferly lakukan Ayah?”

Pak Ridwan menarik nafas dalam dalam.

“Perkelahian antara saudara tiri itu bukan hal yang aneh Ferly, apalagi mereka memang dewasa ditangan orang dan negara yang berbeda. Dan kaupun tidak seharusnya menampar tunanganmu seperti itu. Dia pasti sangat malu dan terpukul dengan sikapmu“
Jelas beliau menasehati.

“Ya Ayah , tapi Ferly …. “

“Tapi kaupun mempunyai perasaan yang lebih terhadap kakak tirinya, itu kenapa kau tidak terima disaat Dyno memukul wajahnya berkali kali, benar kan?” timpal Bu Hesty memotong ucapan putrinya.

         Ferly terdiam, dia tidak menyadari kalau memang dirinya sudah terpikat cukup lama kepada Prass. Dia merasa nyaman dan terlindungi dengan cara berfikir Prass yang dewasa dan tindakan tindakan yang dilakukan Prass yang sudah menyelamatkannya berkali kali. Tapi tidak, dia tidak boleh egois dengan perasaannya. Dia tidak boleh mengecewakan Dyno yang begitu setia dengannya.

“Hubungi dan meminta maaflah kepada Dyno. Hubungan kalian baru saja dimulai semalam. Jangan sia siakan semua yang sudah kalian pertahankan selama bertahun tahun hanya karna kehadiran orang ketiga yang belum lama kau kenal“ tambah Pak Ridwan menasehati putrinya yang dilanda kebimbangan.

         Ferly seketika diam kemudian mengangguk pelan. Dia berdiri dan kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel miliknya dan menghubungi Dyno. Beberapa kali dia mencoba untuk menelfon tunangannya itu, namun tak sekalipun dijawab oleh Dyno.

“Mungkin aku sudah menyakiti hatinya, atau aku memang keterlaluan padanya“
Gumamnya dengan pilu.

        Dia memutuskan untuk memberi Dyno waktu sampai nanti malam. Jika tidak ada jawaban darinya, Ferly berniat untuk bertemu langsung kerumahnya nanti malam.
***

         Kerlap kerlip lampu menghiasi area kolam renang dengan meja dan kursi kursi yang tertata begitu rapih. Balon balon warna warni bergelantungan diatasnya dan beberapa puluh balon berbentuk hati nampak berenang santai diatas permukaan air. Para tamu undangan sudah mulai ramai dengan suara tawa dan candaan mereka. Hellen mondar mandir dengan gelisah menunggu kedatangan Dyno di pesta itu. Acara hampir dimulai namun targetnya belum juga datang. Apa artinya acara itu jika Dyno tidak datang? Gadis tinggi kurus dengan rambut kecoklatan itu terus melirik kearah pintu masuk menanti kehadiran pangeran pujaannya, Dyno.

“Lebih baik aku menghubungi Prass untuk memastikan dia masih dirumah atau sedang dalam perjalanan kemari“ pikirnya.

Diapun menelfon Prass dengan harap harap cemas yang tersirat di wajahnya.

“Dyno belum sampai juga sampai sekarang, acara sudah hampir dimulai“ Ketusnya pada Prass.

“Kau bodoh Hellen, apa kau fikir aku tidak melakukan apa apa untuk rencana kita malam ini ? Dyno sudah keluar sejak tadi bersama teman teman kuliahnya, kau tunggu saja dia pasti akan datang“ Jawabnya dari balik telepon.

           Hellen sangat lega mendengar kabar dari pertner-nya itu. Selang beberapa menit kemudian Dyno datang bersama beberapa teman kuliah mereka. Hellen menyambut kedatangan mereka dengan gembira. Salah satu teman mereka, Ardi, memberikan sebuah kado yang sangat besar untuknya. Kado itu merupakan hadiah istimewa dari mereka untuk Hellen. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun sambil memeluk Hellen satu per satu. Hellen mempersilahkan mereka untuk masuk ke area kolam renang dimana pesta akan dimulai. Dyno dan teman temannya menikmati acara itu dengan senda gurau dan tawa yang tiada henti. Acarapun berjalan cukup meriah dari mulai sambutan hingga potong kue yang Hellen persembahkan untuk Dyno dan Ardi sebagai teman dekatnya selama ini. Hellenpun ikut bergabung bersama mereka di satu meja yang sama.

“Kemana Ferly Dyn? Kenapa kau tidak datang dengannya?”
Tanya gadis itu berpura pura tidak tahu dengan kejadian semalam yang memecah belah keharmonisan mereka.

“Dia tidak mau ikut, mungkin tidak enakan karna Ardi juga mengajakku untuk datang kemari bersama teman teman yang lain“ Jawabnya menutup nutupi.

“ O … “

**
              Sementara itu, bel dirumah Pak Irawan berbunyi amat nyaring. Prass yang sedang santai di dalam kamarnya langsung turun untuk membukakan pintu. Orangtuanya sedang tak ada di rumah, Dynopun sedang pergi ke pesta, jadi dia sendiri yang membuka pintu. Prass begitu percaya diri memakai kaos oblong dan celana pendek saja. Dia pikir, mungkin tamu Papahnya yang sengaja menitipkan barang kepadanya. Namun dia salah, saat pintu itu terbuka, dia mati kutu dan menelan ludahnya dalam dalam. Seorang gadis cantik dengan pandangan menunduk telah hadir didepan matanya.

“Ferly?“

Ferly mengenali suara itu dan langsung menatap kearahnya. Dia berteriak histeris saat melihat Prass hanya mengenakan celana pendek saja. Ferly langsung memalingkan pandangannya dan berbalik membelakangi lelaki di depannya.

“Maafkan aku, silahkan masuk Fer. Aku akan mengganti pakaianku sebentar“

           Diapun langsung berlari ke lantai atas dengan cepat. Hal konyol yang ia lakukan di depan gadis yang akhir aknir ini selalu hadir dalam imajinasinya membuat dirinya malu. Prass langsung mengenakan jeans-nya dan kembali turun menemui Ferly. Dia jadi salah tingkah dan mulai sungkan untuk mendekati gedis itu di ruang tamu. Ferly melihat gerak gerik Prass yang aneh dimatanya. Kemudian dia tersenyum kecil di belakangnya.

“Kak Prass apa kedatanganku mengganggumu?” tanya gadis itu dengan lembut.

           Prass membalikkan badannya dan sebisa mungkin dia berusaha untuk menepis rasa malunya di depan Ferly.

“Tidak Ferly, tentu saja kau tidak menggangguku sedikitpun. Maaf aku sudah membuatmu tak nyaman tadi. Oh iya, ada perlu apa kau datang kemari malam malam seperti ini?“

“Aku ingin bertemu dengan Dyno. Tapi sepertinya dia tidak ada dirumah“

“Ya, dia pergi bersama teman temannya untuk menghadiri ulang tahun Hellen“

           Ferly terkejut mengetahui Dyno menghadiri pesta itu tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan seharian ini tak sekalipun Dyno menjawab telfon atau membalas pesan darinya. Raut wajahnya nampak terpukul. Ada cahaya bening di bola matanya yang sungkan untuk keluar. Seperti inikah balasan yang Dyno lakukan terhadap kesalahannya semalam? Jika pesta ulang tahun itu bukan Hellen yang merayakan mungkin Ferly masih bisa memberi pengertian. Apakah Dyno lupa siapa Hellen? Dia gadis yang selama ini selalu berusaha untuk menjatuhkan hubungan mereka. Dia gadis kaya raya yang selalu membanggakan harta orangtua-nya untuk hidup secara glamour dan selalu merendahkan Ferly yang hanya anak asuh dari keluarga yang sederhana.

            Kedua mata Ferly terpejam pelan. Dia menarik nafas cukup dalam dan berpamitan pada Prass untuk pulang. Prass menarik tangannya secara refleks saat dia hendak keluar dari pintu. Ferly cukup kaget, ia menoleh kearah Prass dengan tanda tanya di wajahnya.

“Apa kau mau pergi ke pesta itu untuk menyusul Dyno? Aku bisa mengantarmu kesana jika kau mau“

            Ferly tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Dia terus melangkah tanpa menjawab pertanyaan dari Prass. Wajahnya tertunduk lesu, ada kekecewaan besar yang ia rasakan. Prass menatap kepergiannya dengan agak berat. Kemudian dia berlari menyusul dan menghentikan langkahnya. Dia berdiri tepat di depan Ferly hingga gadis itu keheranan di buatnya.

“Bagaimana kalau kita makan malam saja Fer, apa kau sudah makan? Kebetulan aku lapar sekali dan agak malas juga bila aku pergi sendirian“

            Ferly tercengang dengan ajakan calon kakak iparnya. Lima detik kemudian dia mengangguk dan mereka meluncur dengan mobil mewah Prass. Di dalam mobil Ferly hanya termenung. Sorotan matanya begitu kosong. Tapi tak sedikitpun mengurangi kecantikan di wajahnya. Prass menikmati keadaan itu dengan senyum senang sambil terus melajukan mobil mewahnya.

           Mereka berhenti disebuah restaurant yang selama ini jadi tempat favorit Prass dan kawan kawannya jika mereka makan malam bersama. Prass membukakan pintu mobil untuk Ferly dan mengajaknya masuk kedalam restaurant itu. Ferly baru tersadar akan luka lebam di wajah Prass saat mereka hendak masuk kedalam restaurant itu. Dia menghentikan Prass dan mengambil sapu tangannya dari dalam tas kecil yang ia bawa.

“Kak Prass tunggu.. “.

           Prass menoleh heran. Ferly langsung mengusap darah yang sedikit keluar dari sudut bibir lelaki tampan itu. Dia kembali merasa bersalah atas masalah yang terjadi semalam. Sementara Prass kembali merasakan degupan jantung yang berdebar debar. Dia meraih tangan Ferly dan mengajaknya untuk duduk. Merekapun mengambil tempat duduk yang jauh dari kebisingan para tamu di resto itu agar mereka bisa bicara seleluasa mungkin. Prass dapat melihat kegundahan yang tersirat di wajah gadis innocent itu.

“Apa yang membebani fikiranmu saat ini?”

“Aku tidak tahu. Aku tidak cukup konsisten sebagai seorang gadis yang sudah bertunangan. Aku merasa kecewa dengan sikap Dyno saat ini. Tapi akupun merasa bersalah karna sudah menamparnya semalam dan dia juga bersalah di mataku karna sudah berbuat kasar kepada Kakak“ tuturnya dengan jujur.

“Aku tidak apa apa, kau jangan berlebihan seperti itu. Setelah makan kita kerumah Hellen untuk menemui Dyno. Bagaimana?”

“Baiklah“

             Mereka tersenyum bersama dan mulai memesan makanan dan minuman kepada pelayan di resto itu.
***

            Dyno masih asyik bersama Ardi, Hellen dan kawan kawannya yang lain di samping kolam renang rumah mewah itu. Dia benar benar menikmati suasana pesta yang meriah dengan lelucon dan canda tawa sahabat sahabat dari kampusnya hingga dia melupakan sosok Ferly yang sedang gundah dengan kepergiannya ke pesta itu. Dia merasakan kebersamaan saat saat mereka masih kuliah dulu. Penuh hal baru dan tantangan setiap harinya. Bahkan Dyno seakan lupa bahwa dia sedang berada di kandang singa malam itu.

           Seorang pelayan datang membawakan  softdrink untuk mereka. Dyno meneguk segelas coca cola karna tenggorokannya terasa kering setelah satu jam lebih dibuat terbahak bahak oleh teman temannya. Waktu menunjukkan pukul 23.00 . Satu persatu para tamu berpamitan untuk pulang. Termasuk juga Ardi.

“Hellen, happy birthday to you. Tapi kami harus pulang sekarang sudah larut malam“

Hellen mengangguk dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Ardi dan kawan kawannya yang lain. Mereka beranjak dari tempat duduk terkecuali Dyno. Dyno menyanggah kepalanya dengan kedua tangannya. Matanya merem melek seakan menahan sakit yang cukup kuat.

“Kau kenapa Dyno?“ tanya Ardi.

           Dyno tak menjawab pertanyaan sahabatnya . Matanya hampir terpejam dengan kedua tangan yang masih menyanggaa kepalanya.

“Kalian pulang saja dulu, biar Dyno aku yang mengurus. Mungkin dia kurang enak badan, nanti biar supirku yang mengantarnya pulang“ ujar Hellen meyakinkan teman temannya.

            Ardi sedikit tak tega meninggalkan Dyno dalam keadaan seperti itu, namun dia juga sedang terburu buru karna harus menjaga Ibunya yang sedang sakit. Diapun meninggalkan Dyno bersama Hellen di rumah itu. Dia pikir Hellen sudah kenal dekat dengan Pak Irawan dan Bu Melinda, pasti gadis itu akan menghubungi mereka jika ada apa apa dengan sahabatnya. Hellen menatap kepergian mereka dengan puas. Secepat kilat ia langsung menuntun Dyno dari kolam renang itu.
   **


           Prass dan Ferly dalam perjalanan kerumah Hellen. Ferly berharap Dyno masih ada di sana agar dia bisa meminta maaf atas kejadian kemarin malam. Dia terlihat gelisah sedangkan Prass nampak santai dengan senyuman sinis yang beberapa kali keluar dari bibirnya. Dia yakin, saat ini Hellen pasti sudah melakukan aksinya dengan sempurna. Dan sebentar lagi hubungan Dyno dan Ferly akan hancur seperti apa yang sudah mereka rencanakan dengan sangat matang.

“Benarkah ini rumahnya?”
Tanya Prass dengan actingnya bak aktor senior sebuah film layar lebar.

“Ya benar, aku pernah kerumah ini saat kami dapat tugas kuliah dulu. Rumah Hellen memang besar tapi sangat sepi. Dia hanya tinggal dengan pembantu dan satpam penjaga rumah ini, orangtuanya terlalu sibuk diluar negri“
Jawab Ferly meyakinkan.

“O, begitukah, baiklah kita masuk saja tapi sepertinya pesta telah usai. Tak ada satu mobilpun disini kecuali…, lihat Ferly bukankan itu mobil tunanganmu?”
Prass menunjuk ke sebuah mobil yang terparkir di halaman samping dekat garasi.

           Ferly mengiyakan ucapannya dan mengangguk yakin. Prass memarkirkan mobilnya di depan rumah itu. Mereka keluar dan langsung masuk kedalam rumah karan pintu utama rumah itu terbuka begitu lebar.

“Pestanya memang sudah selesai, tapi dimana Dyno? Kenapa dia tidak pulang bersama teman temannya yang lain .. “
Gumamnya melanjutkan kembali actingnya.

           Sementara Ferly mulai merasa tegang setelah mendengar ucapan Prass barusan. Mereka menyusuri ruangan demi ruangan dirumah megah itu sampai mata Ferly fokus pada area kolam renang yang masih bercahaya terang dengan kerlap kerlip lampu disekitarnya. Kakinya refleks mendekat kesana, matanya melayangkan tatapan yang penuh penasaran. Dia mencermati dengan teliti setiap obyek yang tertangkap oleh kedua matanya. Prass mengikuti Ferly dari belakang dengan senyum licik yang tak lepas dari wajahnya.

“Sepertinya Hellen merayakan pesta itu di kolam renang ini .. “

“Tapi sudah sepi, tak ada siapapun disini“ balas Ferly dengan gelisah.

            Prass mengajaknya untuk mencari Dyno di ruangan lain. Dia meyakinkan Ferly mungkin saja Hellen sedang merayakan pesta itu bersama Dyno dan kawan kawannya di ruangan lain dalam rumah itu. Ferly mengangguk setuju. Seketika langkah mereka terhenti saat seorang satpam datang dan mendekati mereka. Satpam itu bertanya ada apakah gerangan yang membawa mereka datang kerumah itu sedangkan pesta sudah bubar dari satu jam yang lalu. Prass meminta maaf jika mereka sudah lancang karena masuk kerumah itu tanpa melapor terlebih dahulu. Dia menjelaskan bahwa mereka sedang mencari Dyno yang juga merupakan tamu di pesta itu. Ferly mengalihkan pandangannya ke sebuah jam tangan yang tergeletak dilantai.

“Bukankah itu jam tangan Dyno?” gumam gadis itu.

Ferly berjalan maju dan memungut jam itu dengan tangan kanannya.

“Apa kau tahu itu milik siapa?” . Kata Prass sambil mendekat kearah gadis innocent itu. Tak sempat Ferly menjawabnya Pak Satpam itu terlebih dulu bergumam pelan.

“Loh ini kan bando yang dikenakan non Hellen tadi, kok bisa terjatuh disini .. “

            Satpam itu memungut bando milik Hellen yang sengaja dijatuhkan untuk mengantar Ferly ke perencanaan mereka. Perasaan gadis cantik nan polos itu mulai kacau. Pikirannya semakin semrawut , sementara Prass nampak menikmati rencana demi rencana yang telah mereka siapkan untuk merusak hubungan Dyno dan Ferly.

           Ferly tiada henti memainkan bola matanya kesana kemari, kedua matanya langsung membulat tajam saat melihat sebuah kemeja berwarna putih kehijauan tergeletak didepan sebuah pintu kamar yang berada dibawah tangga. Sementara Satpam itu berpamitan kepada mereka untuk kembali bertugas di depan. Dengan perasaan yang mulai berkecamuk Ferly memberanikan diri untuk mengambil kemeja itu dengan kedua tangannya. Ada wangi parfum khas tunangannya itu yang langsung menusuk kedalam hidungnya. Kedua matanya mulai berkaca kaca.

“Ada apa Fer, kemeja siapa ini?” tanya  Prass dengan acting yang semakin jitu.

          Ferly tak menjawab pertanyaannya. Dia langsung menatap serius kearah pintu kamar yang tidak tertutup rapat di depannya. Dengan keraguan kakinya melangkah pelan ke kamar itu sambil menatap kemeja yang ia pegang. Airmata pertamanya malam itu terjatuh dan meresap di kemeja Dyno. Dia memejamkan matanya dan menarik nafas cukup dalam. Beberapa detik kemudian dia mendorong pintu itu dengan tangan kanannya, dan ..

“Dyno … ???”.

Kedua matanya terbelalak. Wajahnya seketika berubah geram. Bulir bulir airmata tak dapat lagi ia tahan. Badannya mematung dan Mulutnya membisu. Dia melihat dengan kedua matanya sendiri dimana Dyno sedang tidur bersama Hellen diatas ranjang dengan bagian atas tubuh mereka yang terbuka lebar. Dibawah ranjang itu nampak banyak pakaian yang berserakan. Ferly berusaha untuk memanggil nama tunangannya itu namun lidahnya seakan kelu. Tanganmya gemetaran hingga akhirnya kemeja yang ia pegang ia jatuhkan ke atas lantai. Gadis innocent itu berlari secepat kilat meninggalkan Prass tanpa sepatah katapun.

“Feeerrr… “ teriak Prass dengan cepat.

Pemuda itu melirik kearah Hellen dan Dyno kemudian tertawa kecil dengan penuh kepuasan.

“Lihat Bu Melinda yang terhormat, apa yang dilakukan putramu saat ini .. sungguh ironis sekali. Dan ini adalah karma atas sakit hati Mamah terhadap kalian. Ini baru awal adikku sayang, lihat apa yang akan kakakmu ini lakukan selanjutnya “.
Pekiknya dengan lantang.

          Benih benih dendam semakin tumbuh subur di dalam otaknya. Kedua mata yang agak sipit itu memerah darah menggambarkan seorang Prass yang sebenarnya. Prass yang tak mudah memaafkan kesalahan siapapun jika berakibat fatal. Prass yang selalu dingin terhadap keluarganya sendiri. Dan Prass yang tak mengenal belas kasih terhadap siapapun yang dia benci.

           Ferly terus berlari dari rumah mewah itu. Pak Satpam yang sama melihat Ferly berlari dengan cepat. Beliau berusaha menegurnya namun sia sia.. langkah kakinya semakin jauh meninggalkan kompleks perumahan yang mengerikan itu dimatanya. Airmatanya tumpah diantara jalanan sepi dan pohon pohon yang ia lewati. Kakinya yang panjang menginjak sebuah batu yang cukup besar hingga ia terjatuh dan darah segar keluar cukup banyak dari lututnya yang putih. Isakan gadis cantik nan anggun itu semakin terdengar jelas seiring dengan rintik hujan yang mulai jatuh mengguyur bumi. Lidahnya masih terasa kelu. saat saat terindahnya bersama Dyno langsung menyeruak didalam ingatannya. Dia tak percaya. Dia sangat kecewa. Dia tak menyangka bahwa Dyno akan memperlakukan dirinya setega ini. Hujanpun semakin lebat menyirami tubuh semampai dan pemilik hati yang sedang hancur lebur karna sebuah fitnah yang dilakukan oleh orang terdekatnya sendiri.

“Aku tidak menyangka kau setega ini padaku Dyno. Satu kesalahanku semalam kau balas dengan perbuatan serendah ini. Kau sudah melunturkan kepercayaan yang telah aku tanam untukmu selama bertahun tahun “

          Sebuah sentuhan tangan di pundaknya membuat ia tersadar dari dilemanya. Ferly tak merespon sentuhan itu. Ia hanya menunduk dan masih terus menangis. Prass membantunya untuk berdiri. Dia merintih kesakitan karna luka yang menganga di lututnya. Prass menuntunnya untuk duduk di pinggiran jalan. Gadis itu menatap wajah Prass masih dengan kebisuan di mulutnya. Prass mengusap airmata yang telah tercampur air hujan dikedua belah pipinya. Diapun langsung memeluk gadis innocent itu dan menyandarkan kepalanya kedalam dadanya yang kekar. Ferly semakin menangis tersedu sedu dalam pelukan pemuda tampan itu. Keberadaan keduanya menjadi warna lain di jalanan yang sangat sepi dan sunyi. Pohon, hujan, dan anginpun menjadi saksi atas permainan Prass dan Hellen yang berhasil memecah kepercayaan si cantik Ferly terhadap tunangannya, Dyno.

“Aku tidak bisa mengobati rasa sakit hatimu saat ini. Tapi aku akan selalu ada untukmu kapanpun kau membutuhkan aku“
Ujar Prass sambil membelai rambut hitam gadis innocent itu.

         Dia tak bergeming sedikitpun selain hanya isakan tangis yang masih menguasai dirinya. Tubuh keduanya sudah benar benar menyatu dengan air hujan. Malam itu adalah malam yang paling mengerikan selama hidup Ferly. Tapi tidak dengan Prass. Pemuda itu merasa telah menemukan sesuatu yang selama ini dia cari. Seorang gadis cantik dan baik hati yang mampu membuat hatinya nyaman setiap kedua mata memandangnya. Prass sangat puas dengan permainannya yang berjalan begitu sukses. Dan sebentar lagi, kejutan baru akan ia hadapkan didepan kedua musuh besarnya itu.

         Cukup lama mereka berpelukan dibawah hujan yang besar. Prass mengajak Ferly untuk pulang kerumahnya. Dia kembali mengambil mobilnya yang terparkir didepan rumah Hellen, sementara Ferly hanya menunggunya di jalanan itu. Dia tak mau lagi menginjakkan kakinya di rumah mengerikan itu. Dia hanya ingin pulang dan secepat mungkin masuk ke kamarnya untuk menuangkan segala kekecewaannya disana. Prass kembali dengan mobil mewahnya dan menuntun Ferly untuk masuk. Merekapun meluncur cepat menggergaji jalanan kota menuju rumah Ferly yang berkisar satu jam saja dari rumah Hellen.

to be continue....

( Bagi yang berminat untuk mengoleksi bukunya, bisa hubungi aku langsung ya ...
Facebook : Iin Indrayani, yang ada di Indonesia atau juga di Taiwan. untuk indo harga novel Rp.70.000 " 400 halaman ", untuk taiwan sekitar 400Nt / 450Nt. awal bulan depan sudah masuk proses cetak, Insha Allah. Terima kasih )

Untuk kembali membaca Klik  Bab 1 DENDAM MASA LALU
Untuk kembali membaca Klik  Bab 2 PERTEMUAN PRASS DAN FERLY
Untuk kembali membaca Klik  Bab 3 PERMAINAN DI MULAI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 4 RINDU TERTUTUP GENGSI
Untuk kembali membaca Klik  Bab 5 PERTUNANGAN FERLY


Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan dalam penulisan kami ......

Untuk melihat kegiatan kegiatan TBM LENTERA HATI  lihat saja  DI SINI ya ..........
Untuk melihat puisi - puisi lainnya silahkan klik DI SINI
Untuk membaca cerita atau cerpen silahkan klik DI SINI
Untuk download Software,Game,atau Video tingggal klik DI SINI
Bagi yang suka baca berita seputar Indramayu silahkan klik DI SINI
Untuk yang suka membaca Novel DI SINI

Terima Kasih sudah mengunjngi Blog kami TBM LENTERA HATI
Kami tunggu Kritik dan Sarannya  !!!
**
Untuk teman teman yang mempunyai cerpen, puisi, novel, dan lainnya juka ingin di publish di sini silahkan kirim file nya ke email : tbm.lenterahati@gmail.com

1 Comments

Previous Post Next Post

Contact Form